Sarasehan Bedah Naskah Buku "Candi Gedog" Sejarah Yang Terlupakan, Legenda Yang Di Khultuskan". yang dilaksanakan semalam Jum' at 4/5/2018 di Gedung Serbaguna Kampoeng Cyber BTN Asabri Kota Blitar, berlangsung cukup manarik, karena dalam tulisan tersebut mencoba mensinergikan antara catatan sejarah dan sebuah legenda tentang Joko Pangon yang oleh masyarakat Gedog di yakini sebagai Leluhuir yang babad tanah Gedog, yang hingga saat ini setiap Sabtu Kliwon di pergunakan sebagai hari untuk Metri Desa Gedog dalam rangkaian cara Bersih Desa setiap tahunnya.
Kampoeng Cyber mencoba menyulut api semangat dan motivasi warga masyarakat Kelurahan Gedog untuk bangkit secara mandiri dalam melestarikan kebudayaan dan peninggalan sejarah yang tinggal Yoni (tanpa lingga) dan dua pecahan Kala, karena jika peninggalan ini tetap lestari dan terawat dengan baik tentu akan menjadi kekayaan yang luar biasa bagi Kelurahan Gedog.
Kangmas Diajeng Kota Blitar yang tergabung dalam Paguyuban Kangmas Diajeng Kota Blitar (Payukandi) berperan aktif sebagai Duta Pariwisata Kota Blitar ikut larut dalam kegiatan ini dengan menyampaikan Prolog ringkasan naskah buku setidaknya memberikan gambaran fakta sejarah bahwa Candi Gedog merupakan salah satu penemuan Raffles (tertulis di Buku History Of Java Jilid 2, halaman 40), yang kemudian di buku Le Monde Maritime halaman 209 tulisan Charles Anthanase Walckenaer.
Penulis Buku Herisetyobudi, menyampaikan bahwa fakta - fakta sejarah ini kami coba rangkum dalam sebuah catatan yang berbentuk buku, yang tentunya akan menambah khasanah baru bagi Kota Blitar bahwa di Kota Blitar dulu pernah ada sebuah Candi bernama Candi Gedok, yang sekarang tinggal sisa - sisa bangunan yang kurang terawat dengan baik.
Sedangkan penyelenggaran dari Kampoeng Cyber hanya berusaha menjadi pengungkit dalam proses menyadarkan masyarakat Kelurahan Gedog agar benar - benar menjadi "Masyarakat Berdaya Menuju Kota Pariwisata" sesuai dengan program Maya Juwita yang telah dicanangkan Kota Blitar, Kelurahan Gedog memiliki potensi yang luar biasa akan dibuat seperti apa dan bagaimana tentu tergantung pada masyarakat itu sendiri. Yang terpenting adalah sinergi seluruh komponen yang ada di Kelurahan Gedog untuk bisa melakukan pelestarian budaya dan merawat tinggalan sejarah ini dengan baik, dengan kekuatan swadaya dan swakelola tentunya, perencanaan yang baik harus diimbangi dengan implementasi yang nyata. Sukses untuk Kelurahan Gedog.